Translate

Sabtu, 20 Mei 2017

Puisi 'GELAP'


Hi gelap
Masihkah dirimu kokoh dengan pendirian semumu
Walau jutaan air hujan mengajakmu bermain
Kaku kusut kau diami
Tak resahkah dengan kicauan yg enggan bertandang
Atau kau hanya tak mampu meneriakan jemu dalam bising rindu
Kemana rentetan sukma yg dulu
Kini menguap aduhai kekosongan melanda
Goresan demi goresan mengaudisi
Kau masih saja sama
Hanya sebatas pekat tanpa sekat 
Yang merekat dengan karat
Hanya menunggu waktu untuk sekarat.

Duhai gelap yg tak berharap
Kemana sinar bulan yg kau puisikan
Yg tersisa hanya sebatas hembusan angin
Yg bahkan tak mampu mebawa daun menari
Letihkah ia menemanimu
Karna dirimu tak kunjung ingin mewarnai
Kau hanya berfikir tentang kelam
Tak irikah dengan dengan mimpi sang pelangi
Atau hanya sekedar penasaran dengan mega merah dikala senja
Kau hanya diam
Kembali
Gelap yg pekat tanpa sekat

Gelap
Lihat lah sang embun
Ia tak ingin kalah
Walau ia hanyalah debu yg kau sejukan
Ialah kekasihmu 
Yg hanya ingin hadir bersamamu
Ia menggantikanmu
Menemui merah sang mega dan oranyenya sang fajar
Ia tetap mematung mendampingimu

Kembali
Kau kembali diam
Tetap kokoh dengan semu
Meninggalkan tetes tetes embun yg merindu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar